Dinilai Tidak Ideal, Fortomulya Tolak Pengadaan Lahan untuk Pembangunan SMAN 30 Kabupaten Tangerang
TANGERANG – Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat Kecamatan Sukamulya (Fortomulya) menolak dan meminta dilakukan pengkajian kembali pengadaan lahan untuk pembangunan SMAN 30 Kabupaten Tangerang, di Desa Kaliasin Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang.
Retno Juarno, Ketua Fortomulya mengatakan, pihaknya menginginkan adanya transparansi terkait pengadaan lahan SMAN 30 Kabupaten Tangerang. Termasuk transparansi hasil kajian dari feasibilty study (FS) terhadap lokasi yang diusulkan oleh Pemerintah Kecamatan Sukamulya, pada 29 Nopember 2021 lalu.
“Ada 3 lokasi yang diusulkan oleh pihak Kecamatan Sukamulya, yaitu, lahan yang berada di Desa Perahu, Desa Sukamulya, dan lahan yang berada di Kampung Tarikolot Desa Kaliasin,” ungkapnya, Kamis (3/11/2022).
Menurut Retno, lahan yang saat ini telah ditetapkan Dinas Pendidikan Provinsi Banten sangat tidak ideal, sebab lahan yang berada di Kampung Selon Desa Kaliasin adalah lahan produktif untuk pertanian, ditambah adanya irigasi dan rawan banjir.
“Yang mengherankan, titik lokasi lahan tersebut, tidak ada rekomendasi dari pihak desa setempat,” kata Retno.
“Kejadian ini sama dengan sebelumnya, pada proses tahun 2020 lalu, adanya usulan ujug-ujug yang di backup oleh oknum pejabat,” sambung dia.
Lebih lanjut, kata Retno, bahwa kegaduhan ini karena tidak adanya keterbukaan atau ketransparansian serta kepentingan para pejabat.
“Jadi kami hanya ingin semua sesuai dengan aturan sebagai langkah pencegahan adanya KKN,” tegas Retno.
Dia menambahkan, lokasi tersebut adalah areal pertanian, maka harus ada izin alih fungsi lahan sawah sebagaimana di amanatkan dalam Perpres no 59/2019 tentang Alih Fungsi Lahan Sawah.
“Apabila tahun ini tidak dapat di realisasikan pengadaan lahan SMAN 30 sesuai aturan yang telah tertunda selama 3 tahun, maka ini sebuah kegagalan pembangunan pemprov Banten dan akan mempengaruhi nilai WTP pastinya. karena adanya sebuah kepentingan sehingga siswa/i masyarakat kecamatan Sukamulya yang menjadi korban,” tutup Retno Juarno. (heri)