Opini  

Kata Siswa: Matematika Pembelajaran Yang Mudah, Kok Bisa?

Avatar
Matematika

Oleh: Cashia Anastasya, Relawan Belajar Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu pendidikan yang berkaitan tentang suatu pembelajaran seperti bilangan, rumus dan struktur. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan dan dipelajari di sekolah Indonesia.

Seperti yang kita ketahui peranan matematika sangat besar sekali didalam kehidupan sehari hari. Dimana siswa memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktisnya seperti memecahkan masalah dan membantu memahami bidang studi lainnya, seperti : fisika, kimia, arsitektur dan yang lainnya.

Semua pengetahuan tersebut sangat membutuhkan pembelajaran matematika dalam penyelesaiannya. Jika mereka tidak memahami matematika, maka mereka tidak akan pernah mampu menyelesaikan permasalahan yang lainya.

Sejak tahun 1976 berhitung atau yang sering kita kenal sekarang ialah matematika merupakan pelajaran yang paling sulit dan memusingkan kepala.

Menurut hasil yang saya peroleh pada saat kegiatan pengabdian di Desa Pontang Legon terdapat 95% siswa tidak menyukai pelajaran matematika dengan berbagai alasannya, Mereka menyebutkan alasan mereka tidak menyukainya yaitu, suasana kelas yang tidak menyenangkan, guru yang mengajarnya galak, materinya yang sangat rumit dan dari pribadi siswanya yang tidak berminat dalam belajar matematika.

Hal tersebut merupakan salah satu pemicu tidak berkembangnya pengetahuan siswa saat ini.

Setelah saya mewawancara beberapa siswa yang tidak menyukai matematika, saya dapat menyimpulkan bahwa mereka sebenarnya menyukai pembelajaran matematika akan tetapi adanya kesalahan pada tenaga pendidik dalam menyampaikan pembelajarannya.

Matematika Pembelajaran Yang Mudah

Tenaga pendidik sendiri yang membuat pembelajaran matematika jauh lebih sulit dan rumit sehingga mereka tidak menyukainya. Padahal kata mereka, matematika mampu dikerjakannya secara mudah dan gampang asalkan tenaga pendidik memakai teknik mengajar yang mudah dan tidak rumit.

Kemudian mereka merasa takut jika mereka salah akan dimarahi karena tenaga pendidik dikenal sebagai seorang yang galak, sehingga itu menjadi faktor siswa enggan untuk menyukai pembelajaran matematika.

Setelah kita lihat alasan siswa dan persentase diatas terkait tidak menyukai pembelajaran matematika, hal ini menjadi catatan tersendiri bagi tenaga pendidik di bidang matematika ataupun ilmuwan matematika untuk mencari solusi yang tepat dalam menangani kesulitan yang ada.

Namun, itu semua bukan hanya dengan menyuruh siswa untuk mengikuti les atau bimbingan belajar diluar sekolah agar mereka mampu memahami pembelajaran matematika, akan tetapi tenaga pendidik harus mampu mengupayakan agar kesulitan tersebut dapat ditangani karena itu sudah menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.

Kemudian menurut hasil wawancara yang saya peroleh dari tenaga pendidik yang mengajar, bahwa pelajaran matematika itu sebenarnya sangat mudah dipahami dan sangat seru asalkan mereka mampu mengetahui trik dalam memahami pembelajaran matematika.

Kemudian mereka akan menganggap seru jika mereka mau mencoba belajar dengan hati yang ikhlas. Hal inilah yang harus diciptakan oleh seorang tenaga pendidik matematika dalam mengajak siswa menyenangi pelajaran tersebut.

Tenaga pendidik juga akan terus mengupayakan pelajaran matematika menjadi idola siswa dan paling disukai. Dimana jika kita lihat, sebenarnya pelajaran matematika itu jauh lebih mudah dari pelajaran bahasa, pelajaran ilmu sosial, pelajaran ilmu pengetahuan alam dan pelajaran lainnya.

Alasannya karena siswa akan lebih mudah mempelajarinya dengan catatan yang telah diberikan oleh tenaga pendidik dan juga tenaga pendidik akan terus memberikan motivasi kepadanya untuk menyukai pelajaran matematika.

Tenaga pendidik matematika harus menjadikan pelajaran matematika berdasarkan fakta bukan hanya sekedar hafalan semata, sebagai contohnya siswa tidak hanya diajak menghafal rumus dan operasi perkalian saja namun diajak untuk menemukan rumus dan trik cepat pada materi operasi perkalian.

Tenaga pendidik matematika juga harus mengajak siswa memahami dengan percobaan atau melakukan ekperimen kegitan bukan hanya dengan pemberian dari guru atau hanya berupa penjelasannya saja, seperti logika matematika.

Marilah kita mengajak siswa belajar matematika berdasarkan pola kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak, dan abstrak. Sehingga siswa mampu diajak belajar berdasarkan tingkat berfikirnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *