Opini  

Melambungnya Harga Telur di Pasaran, Bikin Kelabakan

Avatar
images 32

Melambungnya Harga Telur di Pasaran, Bikin Kelabakan

Oleh: Erna Ummu Aqilah

Telur merupakan salah satu lauk andalan bagi masyarakat Indonesia. Sebab mudah diolah dengan berbagai menu yang dapat menggugah selera. Telur merupakan alternatif bagi ibu rumah tangga, untuk mencukupi kebutuhan protein hewani anggota keluarganya.

Namun beberapa pekan terakhir, harganya makin melonjak sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.

Dilansir dari berbagai berita online, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), menyebut harga telur di wilayah Jabodetabek berkisar antara Rp 31.000 hingga Rp 34.000 per kg, sedangkan di luar pulau Jawa terutama wilayah Timur Indonesia tembus Rp 38.000 sampai Rp 40.000 per kg.

IKAPPI menemukan adanya dua hal penyebab kenaikkan harga telur di pasaran. Pertama karena faktor produksi, yang disebabkan tingginya harga pakan. Dan kedua akibat proses distribusi yang dilakukan tidak langsung ke pasar, tetapi pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar. Sehingga supplay dan demand terganggu yang berakibat pada kenaikan harga.

Sementara menurut Ketua Asosiasi Paguyangan Ternak Rakyat Nasional (PTRN) Blitar Rofi Yosifan mengatakan, kenaikan harga telur disebabkan permintaan yang terus naik. Sebab banyaknya orang hajatan dan calon caleg yang memesan telur untuk menyediakan nasi rames. Juga biaya produksi yang tinggi sehingga wajar jika harganya ikut naik.

Rofi mengaku pemerintah saat ini telah berupaya menjaga keseimbangan harga telur. Seperti dengan adanya program bantuan telur dan daging ayam yang tengah dijalankan pemerintah, sehingga secara efektif bisa menjaga harga telur tetap stabil.

Selain program tersebut dapat mengurangi angka stanting, juga melibatkan peternak mandiri sebagai penyedia telur premium. Sehingga meningkatkan demand telur dan daging ayam. Yang berakibat harga akan margin dan peternak bisa produksi dengan baik. Sebab selama pandemi banyak peternak yang mengalami gulung tikar.

Demikian solusi yang diberikan oleh sistem sekuler, tidak akan dapat menyelesaikan persoalan secara tuntas dan mendasar. Sebab sistim ini telah menjadikan pemerintah tunduk pada aturan korporasi. Sehingga rakyat yang menjadi korbannya.

Kenaikan harga telur di pasaran akibat dari salah kelola negara. Pemerintah gagal menekan kenaikan harga sebab, penguasaan industri peternakan saat ini mulai dari hulu hingga hilir dikuasai oleh korporasi raksasa terutama asing. Mereka berperan sebagai penyedia pakan ternak hingga benih ayam, dan para peternak lokal terpaksa harus membeli kebutuhan ternak pada mereka, dengan harga yang mereka tentukan.

Sistem sekuler telah memberikan dominasi kepada pemodal untuk menguasai hajat masyarakat. Sedangkan negara hanya menjadi regulator dan pasilitator masuknya para korporasi raksasa, yang mengakibat matinya peternak lokal. Nyata sistem sekuler telah membuat pemerintah abai terhadap tanggung jawab kepada rakyatnya.

Berbeda halnya dengan sistem Islam, sebab merupakan agama sempurna dan aturan yang diterapkan bersumber dari Allah SWT. Sehingga memastikan aturan dapat berjalan sebagaimana mustinya, dan pemerintahan yang dihasilkan amanah serta bertanggung jawab terhadap rakyatnya.

Dalam Islam pemerintah wajib memastikan setiap individu mampu mengakses, dan memenuhi kebutuhan pangan secara mudah dan murah.

Bahkan Rasulullah Saw telah mengingatkan kita dalam sebuah Hadits: ”Imam/Kholifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya.”(HR Muslim dan Ahmad). Berdasarkan dalil tersebut, seharusnya semua tanggung jawab berkaitan dengan pemenuhan pangan bagi masyarakat adalah tugas negara. Karenanya wajib memastikan ketersediaan seluruh kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Negara seharusnya mengatur usaha peternakan dengan bersandar pada syariat Allah. Yakni dengan tidak membiarkan dominasi perusahaan integrator seperti saat ini. Mereka dengan seenaknya mengatur dan mengendalikan jumlah produksi sekaligus harga di pasaran.

Pemerintah seharusnya mampu menyediakan benih maupun pakan ternak, dengan kualitas baik dan murah agar dijangkau oleh peternak. Bahkan mensubsidi para peternak yang kurang mampu dengan memberikan pelatihan, pembinaan, modal dan membangun infrastruktur dalam mendukung usaha peternak tanpa dikomersilkan.

Dengan demikian peternak mendapatkan berbagai kemudahan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan bagi masyarakat dengan harga terjangkau.

Selain itu negara wajib melakukan pengawasan secara ketat, dan menindak tegas para pelaku pasar yang curang seperti, penimbunan, kartel dan lainnya. Sehingga harga kebutuhan pokok di pasaran terjangkau oleh masyarakat, sekaligus mudah didapatkan. Dan rakyat dapat hidup tenang, sehat tanpa dihantui dengan kenaikan harga berbagai bahan pokok.

Wallahu alam bishshawwab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *